Anaknya Klayapan di Köln, Bapaknya Ngopi-ngopi di Kölnprogo

Ini cuma cerita guyonan antara saya dengan kawan-kawan yang suka nongkrong di angkringan. Namanya juga bocah Yogya, ngobrol serasa kurang gayeng jika tanpa diselingi plesetan.

Awalnya, salah satu kawan tanya-tanya soal kabar keluarga, termasuk anak-anakku. Dia tahu anak lelakiku lagi ambil studi pascasarjana, dan mendengar dari salah satu dosen bahwa anakku itu hendak Köln, Jerman. Ya benar, tidak untuk studi doktoralnya, tapi mendapatkan research project scholarship dari Universitas Köln. Makanya, anakku diundang ke sana.

Nah, dari situlah plesetan dimulai, sambung menyambung dan ger-geran. Kebetulan kita sedang ngobrolin Kulonprogo yang lagi ngehit pariwisatanya, dan celetukan “Kölnprogo” pun muncul sebagai plesetan untuk Kulonprogo.

Di tengah suasana guyonan itu, ada kawan yang tanya ke saya, “La kamu kok gak ikutan dolan ke Köln, rid?” Jawabku, “Biarlah anaknya klayapan di Köln, bapaknya cukup ngopi-ngopi di Kölnprogo aja.” Tawa bersama menyeruak lagi.

Lalu semakin banyak plesetan yang muncul untuk Köln. Ada Jokteng Köln (Jokteng Kulon, sebuah tempat/kawasan di Yogya), Ujung Köln (Ujung Kulon), köln prapatan (kulon prapatan atau barat perempatan), köln-köln waton kelakon (alon-alon waton kelakon atau pelan-pelan tapi pasti), dan masih banyak lagi.

Plesetan semacam itu seperti sudah membudaya sejak masa saya kuliah dulu sampai zaman now, sampai-sampai dulu itu lumayan sering ada lomba plesetan. Saya suka banget nonton lombanya, setidaknya ya untuk cari-cari bahan guyonan. Sekarang kayaknya lomba plesetan sudah jarang, atau mungkin sudah tak ada.

Dulu itu kata “air” saja jadi bahan plesetan, misalnya air love you (I love you), love you sebelum berkembang, berkembang triatmodjo, dan seterusnya. Bahkan nama produser terkenal kala itu (untuk film dan sinetron), Raam Punjabi, pernah jadi bahan plesetan: tak ada rotan, raam punjabi (semestinya “tak ada rotan, akar pun jadi”).

Kultur plesetan kini masih ada, setidaknya masih berlangsung di antara orang-orang zaman old macam saya ini. Di kalangan orang muda, kadang-kadang saya masih mendengar mereka masih melakukannya

Mari kita dolan ke Kölnprogo untuk menikmati pemandangan perbukitan dan nyruput kopi Menoreh… menoreh ke kanan atau ke kiri, kiri dan dengki, dengki… (selanjutnya terserah and) 😃

Leave a comment