Para Capres-cawapres Sama-sama Suka Angka 8, Ada Apa Gerangan?

Membaca berita kemarin di beberapa media online bikin saya rada geli, khususnya berita-berita tentang paparan visi dan misi tiga capres-cawapres. Bukan soal kandungan visi dan misinya yang bikin saya tertarik, tapi soal kesamaan angka yang mereka pilih.

Visi mereka boleh beda, tapi angka yang mereka pakai untuk misinya itu sama, yakni angka 8 (delapan). Inilah yang bikin saya tersenyum sendiri saat membaca beritanya.

Sebenarnya ini langsung mengingatkan saya ketika Presiden Joko Widodo dulu ketika awal menjabat. Dia menawarkan program yang berjuluk “Nawa Cita”. “Nawa” yang berasal dari bahasa Sansekerta berarti 9 (sembilan) dan “Cita” adalah harapan, sehingga kurang lebih berarti sembilan harapan.

Kini, ketiga capres-cawapres yang akan maju ke kontestasi Pilpres 2024 lagi-lagi menyodorkan angka, “8”, untuk programnya. Saya sama sekali tidak tahu apakah itu sebuah kebetulan atau kesengajaan.

Coba deh kita lihat judul-judul untuk program mereka. Pasangan Anies-Cak Imin menjuduli misinya dengan “8 Jalan Perubahan”; Ganjar-Mahfud dengan “8 Gerak Cepat Ganjar Pranowo & Mahfud MD”; dan Prabowo-Gibran dengan “Asta Cita” (8 Harapan).

Jelas bahwa ketiganya memfavoritkan “8”. Saya sendiri pada awalnya memahami angka itu sebagai simbol “infinity”, ketidakterbatasan, bila posisi angka itu ditidurkan (∞).

Setelah saya iseng browsing di internet, ternyata angka tersebut punya makna khusus baik dalam tradisi Jawa maupun Tionghoa. Delapan itu dalam bahasa Jawa “wolu” yang ternyata punya makna kebajikan, kehormatan, kewibawaan dan sejenisnya.

Dalam tradisi Tionghoa, bahkan di negeri Tiongkok sana, angka tersebut dikaitkan dengan kelengkapan dan keutuhan. Di ranah keruangan, ia dihubungkan dengan delapan penjuru mata angin.

Terkait dengan infinity yang telah saya sebut di atas, angka 8 tidak memiliki garis yang putus, semuanya terhubung. Ini lantas dikaitkan dengan sesuatu yang tak terputus, misalnya rezeki yang tak terputus, selalu mengalir. Makanya, angka “8” dipercaya mendatangkan keberuntungan, kekayaan dan kemakmuran.

Sampai-sampai pembukaan Olimpiade 2008 di Beijing dulu dipaskan dengan tanggal 8 Agustus 2008, yang bila secara singkat bisa dituliskan menjadi “08-08-08”. Tak berhenti di situ, bahkan jam pelaksanaannya pun dilakukan pada pukul 08:08:08 waktu setempat. Jadi, momentumnya bisa dikatakan sebagai “serba 8.”

Mungkin begitu istimewanya angka 8 sehingga ketiga capres-cawapres tertarik memilih angka tersebut. Yah, itu cuma mungkin loh, la wong saya juga cuma mengutak-atiknya secara ngawur. Kalau Anda ingin tahu fakta yang sebenarnya, silakan minta penjelasan dari mereka.

Berdasar pemberitaan yang ada, saya cuma melihat fenomena kompak di antara mereka dalam memilih angka 8. Soal kesamaan itu disengaja atau tidak, bukan urusan saya, dan saya tak berminat membincangkannya.

Sumber gambar: GoodLife Magazine

2 responses to “Para Capres-cawapres Sama-sama Suka Angka 8, Ada Apa Gerangan?”

  1. Ada lucky seven, ada lucky nine, dst. Juga sial 13,sehingga di gedung bertingkat diganti 14 atau 12A. Lalu sial 4 krn mirip kursi terbaik sehingga dari lantai 3 langsung ke 3A atau lima. Ada mal yang dari mal 3 langsung ke mal 5. Si pemilik properti boleh gak percaya tapi mereka gak mau lantainya gak laku disewakan.

    PT HM Sampoerna percaya keberuntungan angka 9. Angka 234 dijumlahkan jadi sembilan. Upah buruh zaman dahulu dibayarkan tgl 9, 18, dan 27. Jumlah nomor telepon Sampoerna di Jakarta dulu kalau dijumlahkan hasilnya 9. Begitu pun mobil mereka. Anggarda Paramitha percaya angka sembilan.
    Gak tau setelah dibeli Philip Morris gimana

    Like

    1. Waahh… njenengan top soal numerologi. Maturnuwun infonipun. Saya tertarik krn ketiga capres angkanya seragam 😁

      Like

Leave a comment